Dasar Penulisan yang Harus Dipahami Penulis Pemula

 

Jum’at berkah, semoga hari ini senantiasa membawa keberkahan bagi kita semua, aamiin. Senangnya hari ini buku antologi saya yang berjudul “Hati Seluas Samudra” akan segera rilis. Saya sangat antusias dengan buku ini, karena ini merupakan naskah pertama saya yang menjadi titik awal saya terjun ke dunia literasi. Meskipun rilisnya meleset hingga setahun dan sudah terjeda dengan buku antologi saya yang telah dirilis lebih dahulu, tetapi buku ini sangat layak untuk ditunggu! (hehe … ngiklan dulu ya).
Seperti biasa malam harinya saya mengikuti pelatihan belajar menulis asuhan Om Jay. Kali ini Pak Sucipto Adi bertindak sebagai moderatornya, Bu Rita Wati,S.Kom sebagai narasumber yang membahas “Dasar Penulisan”.
Pak Sucipto Adi atau lebih akrab disapa Pak Cip membuka kegiatan dengan menyampaikan susunan acara:
1. Pembukaan
2. Paparan narasumber (1 jam)
3. Tanya jawab (1 jam)
4. Penutup


Pak Cip memperkenalkan profil sang narasumber. Bu Rita Wati lahir di Kota Gurindam 12 Tanjung Pinang tahun 1402 Hijriyah. Beliau adalah pengajar sekaligus operator dapodik di SMP Negeri 2 Mendoyo, Kab. Jembrana, Prov. Bali. Motto hidup beliau adalah “setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan belajar sepanjanh hayat.” Beliau menekuni dunia literasi dan blog serta bergabung di Komunitas Belajar Menulis bersama OM Jay, AISEI Writing Club bersama Dr. Capri Anjaya, Komunitas Sejuta Guru Ngeblog dan Komunitas Cakrawala Blogger Nasional. Beliau telah menerbitkan 4 buku solo dan 10 buku antologi. Beliau mulai menulis sejak pandemi setahun yang lalu dan merupakan alumni Kelas Belajar Menulis Gelombang 10. 
Kegiatan dilanjut dengan pemaparan materi dari Bu Rita. Sebagai awal beliau memaparkan penyebab susah menulis, yaitu susah ide, miskin kosakata, sulit merangkai kata, susah memulai, bingung mau menulis apa, tidak percaya diri, merasa tulisannya jelek, dan merasa tulisan tidak layak untuk dibaca. Yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah menulis, menulis, menulis! Beikut saya rangkum pemaparan materi dari beliau.
A. Unsur-unsur dalam penulisan  yaitu 5W1H yang meliputi :
What (apa)
Where (di mana)
When (kapan)
Who (siapa)
Why (mengapa)
How (bagaimana)
Keenam unsur ini dalam bahasa Indonesia disingkat dengan ADIKSIMBA (Apa DImana Kapan SIapa Mengapa BagaimanA).
B. Kesalahan yang sering dilakukan oleh penulis pemula
1. Penulis pemula sering menulis dengan paragraph yang panjang.
2. Tanda baca yang sering keliru.
3. Penggunaan kata yang tidak menggunakan kata baku.
4. Sering ditemukan kalimat yang tidak efektif.
C. Tips agar tulisan enak dibaca 
1. Banyak membaca untuk membantu menemukan ide dan memperkaya perbendaharaan kata.
2. Terus berlatih menulis setiap hari.
3. Buatlah opening dan closing yang menarik.
4. Perhatikan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) di kamus Bahasa Indonesia atau aplikasi KBBI V.
5. Perhatikan susunan SPOK.
6. Bacalah naskah berulang-ulang minimal 3 kali.
7. Perhatikan kaidah-kaidah penulisan yang benar.
D. Hal-hal yang harus diperhatikan bagi penulis pemula
1. Penggunaan huruf kapital.
2. Penulisan di- dipisah jika menunjukkan kata depan (di sini, di siang hari).
3. Penggunaan tanda seru.
Sesi selanjutnya adalah tanya jawab, berikut saya rangkum dari 10 pertanyaan yang diajukan:
1. Apakah kata baku dalam cerpen diharuskan? Apa tidak terasa kaku?
Untuk penulisan kata baku disesuaikan seperti pada artikel, makalah, skripsi, dsb. Sedangkan novel dan cerpen disesuaikan dengan selingkung.
2. Apakah menulis harus runut sesuai unsur ADIKSIMBA?
Jika ingin menyampaikan informasi seperti berita, maka 5W1H sudah sesuai urutannya. Dalam satu paragraf batasan idealnya 5-10 kalimat. Minimal satu kalimat jika kalimat percakapan.
3. Bagaimana cara memulai menulis dengan keyakinan bahwa tulisan layak dan pantas dibaca oleh pembaca?
Tulislah apa yang ada di benak, tuangkan semuanya, posting di blog dan share ke grup.
4. Bagaimana cara membuat tiap tulisan runtut, beratutan dan berkesinambungan?
Harus banyak berlatih, seiring berjalan waktu, tulisan akan mengalir dan beraturan. Rajin membaca agar bisa menemukan bagaimana cara menulis yang baik, karena dari membaca tulisan orang lain kita akan mendapatkan ilmu baru.
5. Apakah boleh menulis judul dengan huruf kapital semua?
Harus cek dan ricek lagi, bertanya dengan yang lebih ahli.
6. Penggunaan tanda baca pada kalimat langsung dan tidak langsung. Selingkung itu apa?
Selingkung itu seperti penyesuaian, tidak mengikuti kaidah bahasa baku terutama untuk penulisan cerpen dan novel.
7. Apakah dalam sebuah tulisan wajib ada 5W1H?
5W1H itu sudah pedoman dalam tulisan agar informasi yang kita sampaikan jelas, sehingga ketika kita membaca tulisan tersebut tidak ada pertanyaan yang muncul.
8. Bagaimana menghindari kesalahan kalimat yang berulang-ulang?
Harus membaca berulang-ulang. Jika perlu suara keras, nanti akan ketemu kalimat yang mubazir atau tidak efektif.
9. Adakah tips untuk menumbuhkan minat menulis? Apakah editor akan memperbaiki naskah di penerbit?
Mencatat semua tips dan trik dari narasumber. Jangan menyerahkan 100% pada editor, karena editor terbaik dari tulisan adalah penulis itu sendiri.
10. Bagaimana trik yang digunakan agar alur cerita menarik? Adakah hal-hal yang tidak boleh muncul jika menceritakan kisah nyata?
Banyak latihan dan membaca karya-karya orang lain, maka kita perlahan-lahan akan menemukan triknya bagaimana membuat tulisan menarik.
Pada sesi penutup, Pak Cip dan Bu Rita membagikan blognya serta channel Youtube mereka. Terima kasih atas materi hari ini, sangat bermanfaat terutama untuk saya yang bukan guru bahasa Indonesia, harus rajin buka-buka kamus dan mempelajari lagi PUEBi.

Sari Puji Susanty, S.Pd.,Gr.
Tanggal pertemuan: 9 April 2021
Resume ke: 3
Tema: Dasar Penulisan
Narasumber: Rita Wati, S.Kom.
Gelombang: 18

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Peran Guru sebagai Pelopor Budaya Positif di Kelas

Aksi Nyata 3.3

Showing yang Bikin Glowing