MENGENAL MENTAL DAN NALURI PENULIS
Jumat berkah. Bertepatan dengan Hari Buku Sedunia, saya mengikuti kembali Kelas Belajar Menulis, berharap bisa menerbitkan buku tunggal.
Kali ini Bu Aam Nurhasanah bertindak sebagai moderator, narasumbernya Bu Ditta Widya Utami. Beliau adalah alumni Kelas Menulis gel. 7 dan bukunya tembus ke penerbit mayor. Luar biasa!
Bu Ditta lahir di Subang, 23 Mei 1990, menikah dan memiliki satu putra. Saai ini beliau berprofesi sebagai guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang. Beliau sudah memiliki karya tunggal sebanyak 6 buku, karya bersama sebanyak 11 buku. Meskipun masih muda, namun beliau sudah meraih beberapa penghargaan di bidang literasi, yang terakhir adalah penghargaan dari Bupati Subang tahun 2021.
Bu Ditta memaparkan materi mengenai “Mental dan Naluri Penulis”. Ibarat jiwa dan raga maka teknik menulis dan mental penulis harus ada agar penulis dan tulisannya “hidup”. Jika teknik menulis mencakup dengan kemampuan dalam menulis, sedangkan mental menulis merujuk pada kondisi psikologis atau batin si penulis itu sendiri. Apa saja mental yang dimaksud?
1. Siap konsisten
2. Siap dikritik baik kritik positif maupun negatif
3. Siap belajar, melakukan riset dan menambah bacaan
4. Siap ditolak baik oleh media maupun oleh penerbit
5. Siap menjadi “unik” dengan memunculkan identitas diri sendiri
Menurut beliau jika dilihat dari keseimbangan teknik menulis dan mental penulis, ada 4 tipe penulis, yakni:
1. Dying writer
Ini adalah tipe penulis sekarat. Lemah baik teknik maupun mental. Ikut pelatihan hanya setengah hati, tidak berkarya.
2. Dead man
Tipe ini kuat teknik namun lemah mental. Tulisan hanya tersimpan di folder laptop saja tanpa berani mempublikasikan.
3. Sick people
Tipe ini biasanya lemah teknik, tetapi sudah berani mempublikasikan tulisannya meskipun banyak typo, masih tidak sesuai PUEBI dan KBBI. Namun, bisa diatasi dengan banyak berlatih, banyak belajar.
4. Alive
Tipe terbaik, yaitu tulisannya hidup dan senantiasa berkarya. Umumnya sudah ahli, kuat teknik dan kuat mentalnya.
Teknik menulis akan membaik jika kita sering berlatih menulis. Mental penulis akan terbentuk ketika kita terus melatih diri mempublikasikan tulisan kita untuk dibaca orang lain.
Bahasan berikutnya mengenai naluri penulis. Penulis sejati ingin mengubah dunia melalui tulisan-tulisannya, mengubah orang-orang melalui goresan tintanya. Dia mampu mengoptimalkan seluruh inderanya sehingga bisa menghasilkan karya berupa tulisan.
Tips kelola mental penulis:
1. Tetapkan niat, target dan tujuan
2. Ketahui manfaat
3. Kenali kekuatan dan kelemahan
4. Kelola rasa takut
Jika mau menjadi penulis hebat, harus mau meningkatkan teknik dan mental penulis. Kalimat penutup dikutip dari kompasianer, Imam Chumedi: “Menulis dan teruslah untuk menulis, karena tulisanmu sesungguhnya adalah bentuk asahan dari nalurimu!”
Terima kasih Bu Ditta, penjelasannya sangat rinci dan mengobarkan semangat. Sesi tanya jawab pun dijawab dengan lugas dan mudah dimengerti. Banyak hal yang saya pelajari pada pelatihan kali ini. Semoga saya tetap konsisten berkarya dan berprestasi seperti Bu Ditta.
Sari Puji Susanty, S.Pd.,Gr.
Tanggal pertemuan: 23 April 2021
Resume ke: 9
Tema: Mental dan Naluri Penulis
Narasumber: Ditta Widya Utami, S.Pd.,Gr
Gelombang: 18
Sip. Resumenya padat dan lengkap 👍🏻
ReplyDeleteTerima kasih,bu Ditta, sudah mau mampir. Masih dalam tahap belajar🙏
DeleteKeren resumenya bu, padat dan berisi👍👍
ReplyDeleteTerima kasih, bu Mae, mau singgah sejenak di sini🙏
DeleteMantap Resume nya.. sangat Bermanfaat
ReplyDelete