MENJADI PENULIS JRENG ALA BU KANJENG
Hari kelima pada bulan April merupakan pertemuan pertama dalam rangkaian pelatihan belajar menulis gelombang 18. Inilah pertama kali saya mengikuti kegiatan ini, setelah malam minggu acara pembukaannya via Zoom. Sayang saya tidak bisa mengikuti pembukaannya, sinyal di rumah memang kurang bersahabat dengan Zoom dan konferensi video lainnya. Namun, hal ini tak mematahkan semangat saya untuk mau belajar menulis dan mengikuti pola belajar di grup ini. Bersyukur pemaparan materi dan tanya jawab disampaikan melalui grup Whatsapp sehingga saya bisa mengikuti dengan baik, meskipun jika ada tautan agak susah dibukanya karena memang masalah sinyal yang kurang kenceng.
Pertemuan kali ini dipandu oleh Aam Nurhasanah, penulis yang luar biasa dan menginspirasi bagi para rekan guru lainnya. Kegiatan dibagi dalam tiga sesi, yakni materi, tanya jawab dan kesimpulan. Di awal pertemuan, moderator memperkenalkan profil narasumber yaitu Sri Sugiastuti, M.Pd. Beliau akrab disapa Bu Kanjeng. Beliau dilahirkan di Semarang, 8 April 1961, menuntut ilmu di FKIP Bahasa Inggris UNS tahun 1980-1984 dan melanjutkan S2 di UMS Surakarta tahun 2007-2010. Saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta.
Meski memasuki dunia kepenulisan di usia yang tak lagi muda, tetapi dalam kurun waktu singkat banyak karya yang sudah dihasilkan beliau. Mulai dari buku pelajaran, buku penunjang, buku parenting, buku motivasi, hingga 2 novel telah dipersembahkan oleh Bu Kanjeng untuk dunia literasi.
Pada sesi materi, Bu Kanjeng memaparkan “Cara Jadi Penulis”. Sebelumnya beliau membagikan tautan blognya dan memberi arahan tentang grup belajar menulis gelombang 18. Beliau pun berpesan menulislah dengan hati, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Modal awal penulis itu adalah semangat. Dari semangat ini lalu menemukan ide dan menyampaikan pesan ke pembaca. Untuk mencapai proses menjadi buku yang baik, maka harus diperhatikan hal-hal berikut: keinginan yang kuat, mengumpulkan ingatan, menentukan tokoh dan karakter, membuat outline atau daftar isi. Agar tulisan enak dibaca bisa diawali dengan kutipan-kutipan dari ayat Al-Quran atau kata-kata bijak. Seorang penulis harus menentukan segmen yang akan dituju, untuk kalangan apa bukunya dibuat.
Persiapan membuat outline:
1. Memilih topik
2. Tulisan bersifat reflektif, persuasif, informatif, penelitian atau kombinasi.
3. Harus fokus
Sebelum menjadi penulis tunggal, pemula bisa memulai menulis di buku antologi atau nubar (nulis bareng) bersama beberapa penulis lainnya.
Pada sesi tanya jawab, Bu Kanjeng menjawab sekitar 20 pertanyaan dengan lugas dan mudah dipahami. Sesi terakhir yaitu kesimpulan. Beliau berpesan untuk pandai-pandailah kita menjaga mood agar tetap ada, dan segera ditulis agar ide-ide tidak lewat begitu saja.
Moderator menutup kegiatan dengan bonus tambahan berupa PPT “Creative Writing (Offline – Online)”, serta mengajak para peserta untuk membuat buku antologi gelombang 18 bersama Bu Kanjeng.
Terima kasih ilmunya Bu Kanjeng dan Bu Aam, sehat selalu untuk kita semua.
Sari Puji Susanty, S.Pd.,Gr.
Tanggal pertemuan: 5 April 2021
Resume ke: 1
Tema: Cara Jadi Penulis
Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Gelombang: 18
Comments
Post a Comment