Penerbit Indie, Solusi Terbaik bagi Penulis Pemula


       Hari Rabu siang saya mengikuti pelatihan Kelas Menulis. Kali ini dipandu oleh Mr. Bams dan sebagai parameter adalah Mukminin, S.Pd.,M.Pd, akrab disapa Cak Inin. Beliau lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Beliau mengambil S2 di UNISDA Lamongan tahun 2012, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobi beliau membaca dan menulis, telah menerbitkan 2 buku solo dan 8 buku antologi. Beliau merupakan guru PNS di SMP 1 Kedungpring Lamongan sejak 1989 hingga sekarang, penulis buku di usia 55 tahun dan penerbit buku Kamila Press Lamongan.

Cak Inin memaparkan materi mengenai Pengenalan Penerbit Indie (Penerbit Independen). Beliau menjelaskan 5 langkah atau tahapan untuk menulis dan menerbitkan buku:

1. Pra Writing

Penulis mencari ide yang sesuai dengan tema yang ditulis, tema sesuai passion yang disukai.

2. Drafting/outline

Penulis membuat outline atau daftar isi buku yang akan ditulis.

3. Writing

Penulis mulai menulis dan mengembangkan kerangka atau daftar isi untuk dijadikan naskah lengkap dengan kreativitas sang penulis dalam merangkai kata, kemampuan berekspresi, menggunakan majas, agar menjadi tulisan yang menarik.

4. Revisi dan Editing

Penulis merevisi tulisan, letak kekurangannya, sudah sesuai alur, mengubah atau menambah beberapa bagian. Pada tahap editing, penulis hanya memperbaiki kesalahan tanda baca, pola kalimat dan tata bahasa lainnya.

5. Publikasi

Pada tahap ini, penulis meneruskan naskah ke penerbit.


Penerbit buku ada dua yaitu Penerbit Mayor dan Penerbit Indie, perbedaannya:

1. Jumlah cetakan

Penerbit mayor mencetak buku secara massal sekitar 1000-3000 eksemplar. Penerbit indie hanya mencetak buku jika ada yang memesan atau cetak berkala (Print On Demand).

2. Pemilihan naskah yang diterbitkan

Penerbit mayor lebih ketat dan ekstra hati-hati dalam memilih naskah ketimbang penerbit indie.

3. Profesionalitas

Penerbit mayor memiliki SDM yang banyak, penerbit indie pun bisa berkualitas jika tidak salah memilih penerbit indie.

4. Waktu Penerbitan

Alur penerbitan cukup lama bahkan bisa bertahun-tahun untuk penebit mayor. Di penerbit indie, alut tidak serumit itu, dalam waktu singkat bisa terbit.

5. Royalti

Penerbit mayor biasanya mematok royalty penulis maksimal 10% dari total penjualan. Penerbit indie mencapai 15-20% dari harga buku, dipasarkan lewat media sosial.

6. Biaya Penerbitan

Biaya penerbitan gratis di penerbit mayor, sedangkan di penerbit indie berbayar sesuai dengan aturan masing-masing.


Penerbit indie menjadi solusi terbaik bagi penulis pemula yang ingin menerbitkan karyanya. Penerbit indie yang ada dalam grup Belajar Menulis bersama PGRI yaitu YPYD, Gemala dan Kamila Press Lamongan. Kamila Press telah menerbitkan 17 buku sepanjang 2020 sejak September s.d Desember dari pulau Jawa, NTT, Kalimantan, dan Sumatera. Sejak medio Januari 2021 telah menerbitkan 19 buku, proses 5 buku, dan cetak ulang 4 buku.

Berikut sesi tanya jawab yang telah saya rangkum:

1. Adakah syarat khusus jumlah eksemplar buku yang diterbitkan? Di Kamila Press minimal 5 buku, di atas 10 buku dihitung harga murah cetak ulang.

2. Jika saya ingin menerbitkan 5 buku apakah biayanya seperti yang sudah dijelaskan? Untuk 5 buku sesuai dengan jumlah halaman.

3. Bagaimana prosedur menerbitkan buku di Kamila Press? Kirim naskah dalam 1 file lengkap, bentuk words, cover dan warna sesukanya dan kirimkan melalui WA ke Cak Inin.

4. Bagaimana dengan kata pengantar? Kata pengantar bisa dari Om Jay, Dr. Ngainun Naim, Bu Kanjeng, Cak Inin, kepala sekolah atau tokoh literasi.

5. Apakah penerbit indie, khususnya Kamila sudah masuk IKAPI, bagaimana cara mengeceknya? Kamila Press belum anggota IKAPI, jadi masih ISBN.

6. Apakah penerbit indie akan menolak naskah seperti penerbit mayor? Penerbit indie tidak pernah menolak buku, asalkan bermanfaat, tidak melanggar SARA, pornografi dan aturan umum.

7. Apakah penerbit indie memberi diskon biaya penerbitan atau ongkir? Bisa memberi diskon jika mencetak banyak. Harga di Kamila Press sudah diskon sejak Maret 2021.

8. Apakah penerbit indie hanya mencetak buku saja tanpa menjual ke toko buku? Penerbit indie tidak menjual buku ke toko buku.

9. Apakah cetak 10 buku semuanya untuk penulis? Ya, untuk penulis.

10. Penulis mempromosikan bukunya sendiri? Ya, betul. Penerbit juga ikut promosikan di grup WA belajar menulis bersama Om Jay dan di FB.

11. Resume yang dibuat selama pelatihan belum memenuhi standar, apakah termasuk bagian editing? Naskah yanga akan dicetak (resume misalnya) disusun dalam 1 file. Penerbit akan membuat cover, layout, dan edit.

12. Bagaimana dengan tulisan yang tahun-tahun lalu, apa bisa dicetak menjadi buku? Asalkan belum pernah diterbitkan buku, maka bisa diterbitkan.

13. Sebaiknya buku yang terbit dibonuskan 1 untuk perpusnas? Bisa.

Sebagai penutup, Cak Inin berpesan bahwa tiada terlambat untuk menulis dan menerbitkan buku. Kalau ingin umurmu panjang maka menulislah buku. Menulislah dan terbitkan buku untuk niat berbagi ilmu. Manjadda wa jada.

Terima kasih untuk materi hari ini, sangat bermanfaat khususnya saya sebagai penulis pemula. Semangat berkarya … Terbitkan buku!


Sari Puji Susanty, S.Pd.,Gr.

Tanggal pertemuan: 14 April 2021

Resume ke: 5

Tema: Pengenalan Penerbit Indie

Narasumber: Mukminin, S.Pd.,M.Pd.

Gelombang: 18


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Peran Guru sebagai Pelopor Budaya Positif di Kelas

Showing yang Bikin Glowing

Penerbit Mayor