Aksi Nyata Budaya Positif

 

Kolaboratif Menerapkan Budaya Positif

Sari Puji Susanty – SMPN 1 Cisalak

CGP Angkatan III, Kab. Subang

 

        Budaya positif yang terdapat di modul 1.4 pada Program Guru Penggerak mencakup materi perubahan paradigma, konsep disiplin positif dan motivasi, keyakinan kelas, pemenuhan kebutuhan dasar, lima posisi control, dan segitiga restitusi.

            Banyak hal menarik selama belajar mandiri mengenai budaya positif ini. Poin pentingnya adalah penerapannya dimulai dari lingkup terkecil yaitu kelas, yang tentunya kebiasaan-kebiasaan positif ini akan membudaya ke lingkup yang lebih luas yaitu sekolah, bahkan masyarakat.

            Pada aksi nyata yang saya lakukan adalah berkolaborasi dengan rekan satu sekolah yang sesama CGP (Calon Guru Penggerak) dalam pengimbasan materi Budaya Positif ini di Komunitas Praktisi SMPN 1 Cisalak. Sebelum kegiatan dimulai, saya dan empat rekan lainnya berdiskusi mengenai teknis kegiatan. Aksi nyata berlangsung pada hari Senin, 19 Oktober 2021 di ruang laboratorium komputer SMPN 1 Cisalak pukul 11.00 sampai 13.00 WIB yang dihadiri 36 guru. Acara dibuka oleh Dadan Ramdani, M.Pd selaku wakasek kurikulum dan sambutan oleh kepala sekolah, Ruhdin Hidayat, S.Ag.,M.M.

        Acara berikutnya adalah pemaparan materi Budaya Positif. Saya mendapat bagian menjelaskan Motivasi dan Keyakinan Kelas. Saya memaparkan penerapan yang sedang saya lakukan di kelas yang saya ampu yaitu kelas VIII E. Sebagai wali kelasnya, saya mengajak murid-murid untuk ikut curah pendapat dalam proses membentuk Keyakinan Kelas. Keyakinan Kelas adalah kesepakatan kelas yang melibatkan warga kelas untuk membentuk nilai-nilai kebajikan agar dipatuhi bersama. Murid merasa senang karena mereka dilibatkan dalam hal ini. Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:

1.      - Guru mempersiapkan bahan-bahan: karton besar, spidol, sticky note.

2.       - Setiap murid diberi sticky note.

3.       -Murid menuliskan pendapatnya mengenai kesepakatan kelas yang ingin digunakan, agar murid merasa bebas berpendapat maka tidak diberi nama.

4.       - Semua murid menempel hasilnya pada karton yang sudah disediakan.

5.       - Satu murid membacakan hasil teman-temannya.

6.      - Guru menulis ulang pendapat murid, mengambil kesimpulan dari setiap pendapat.

7.       - Guru mengajak murid menentukan nilai-nilai kebajikan dari pendapat tersebut.

8.        - Keyakinan Kelas terbentuk.

        Langkah selanjutnya adalah menulis ulang Keyakinan Kelas di kertas karton dan harus terbaca dengan jelas, ditandatangani seluruh warga kelas lalu ditempel di kelas. Ini merupakan proses awal memulai Budaya Positif di lingkungan sekolah. Jika setiap kelas memiliki Keyakinan Kelas, maka akan terbentuk Keyakinan Sekolah.

           Menerapkan Budaya Positif tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Agar berjalan secara efektif dan efisien, maka memerlukan kerjasama seluruh warga sekolah dan melibatkan orang tua murid dalam prosesnya. Hasilnya pun tidak akan langsung terasa, perlu jangka panjang agar kebiasaan positif menjadi budaya positif. Komitmen dan konsistensi adalah kunci agar Budaya Positif bisa berjalan sesuai target dan harapan menuju transformasi pendidikan ke arah yang lebih baik lagi.

      Mari kita mulai menerapkan budaya positif mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga dan lingkungan kelas. Tetap semangat, terus berkarya, dan selalu bahagia!

Dokumentasi kegiatan:



               












Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Peran Guru sebagai Pelopor Budaya Positif di Kelas

Showing yang Bikin Glowing

Penerbit Mayor