Pembelajaran Berdiferensiasi

 

EKSPLORASI KONSEP MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Sari Puji Susanty, S.Pd.,Gr – SMPN 1 Cisalak

CGP Angkatan III, Kab. Subang

 

Hasil pengamatan video dan artikel di LMS

1.    Informasi atau fakta yang disampaikan dalam video

Tiga aspek kebutuhan belajar murid: kesiapan belajar, minat belajar, profil belajar.

Strategi diferensiasi:

- Diferensiasi konten, yaitu apa yang diajarkan kepada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid dari segi kesiapan belajar, minat, dan profil belajar atau kombinasi dari ketiganya.

- Diferensiasi proses, yaitu guru perlu memahami apakah murid akan belajar berkelompok atau mandiri, mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Pada kegiatan ini hal yang dapat dilakukan oleh guru misalnya; kegiatan berjenjang, memberikan pertanyaan pemandu, agenda individu, variasi lama waktu, kegiatan bervariasi, dan pengelompokan fleksibel.

- Diferensiasi produk, yaitu produk dapat berupa karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau kelompok.

 

Lingkungan yang mendukung pembelajaran yang berdiferensiasi:

a.         Setiap orang akan menyambut dan disambut dengan baik

b.         Saling menghargai

c.          Murid merasa aman

d.         Adanya harapan bagi pertumbuhan

e.         Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan

f.          Adanya keadilan dalam bentuk yang nyata

g.         Guru dan siswa berkolaborasi untuk mencapai kesuksesan bersama

 

          Tomlinson & Moon (2013) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif. Di dalam kelas, kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif:

1.  Assessment for learning. Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (on-going assessment).

2.  Assessment of learning. Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai, berfungsi sebagai penilaian sumatif.

3. Assessment as learning. Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif. Terdapat beberapa contoh dalam penilaian formatif diantaranya, tiket keluar, tiket masuk, berbagi 30 detik, nama dalam toples, 321, pojok pemahaman, refleksi, dan strategi 5 jari.

 

2.    Gagasan baru yang saya dapatkan dari video tersebut ternyata ada momen AHA dimana saya ternyata sudah sering melakukan pembelajaran berdiferensiasi terutama dalam diferensiasi produk. Saya memberikan kebebasan murid untuk membuat produk pada materi Procedure Text, Report Text, dan Advertisement. Saya menyukai ide-ide penilaian yang terdapat pada artikel.

3.    Menurut saya yang sulit diimplementasikan adalah lingkungan belajar yang berdiferensiasi, karena dalam prosesnya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan harus berulang-ulang agar murid menjadi terbiasa.

4.    Pertanyaan yang masih saya perlukan terkait isi video, strategi yang diperlukan saat penerapan tiga kebutuhan belajar murid, pemetaannya hanya dilihat dari tugas atau produk yang dihasilkan atau memerlukan kuesioner lebih jauh? Terkadang guru di kelas masih mengejar materi bukan mengakomodasi kebutuhan belajar murid karena dianggap memakan waktu.

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Peran Guru sebagai Pelopor Budaya Positif di Kelas

Showing yang Bikin Glowing

Penerbit Mayor