Penerapan Budaya Positif melalui Keyakinan Kelas
Penerapan Budaya Positif melalui Keyakinan Kelas
Sari Puji Susanty, S.Pd.,Gr - SMPN 1 Cisalak
CGP Angkatan III, Kab. Subang
Budaya
positif merupakan hal-hal positif yang dilakukan secara terus menerus melalui
pembiasaan-pembiasaan sehingga membudaya. Budaya positif yang diterapkan baik
di lingkungan keluarga maupun di sekolah akan menciptakan lingkungan belajar
yang positif, nyaman, menyenangkan dan berpihak pada murid.
Budaya
positif ini harus dimulai dari lingkup yang terkecil dulu, yaitu di dalam
kelas. Dari sekian banyak budaya positif yang dapat ditanamkan, maka langkah awal
yang dilakukan adalah menerapkan keyakinan kelas. Mengapa? Apa bedanya
Keyakinan Kelas dengan peraturan kelas?
Setiap
tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan
terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi
sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk
terbentuknya budaya positif pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati
keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara para warga
kelas. Penyatuan pemikiran untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi
sekolah diturunkan di kelas-kelas menjadi keyakinan kelas yang disepakati
bersama. Dengan memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah
sekolah/kelas, maka akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau
permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas.
Menurut
Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau
memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat
untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian
peraturan. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan mendalami
tentang suatu keyakinan, daripada hanya mendengarkan peraturan-peraturan yang
mengatur mereka harus berlaku begini atau begitu. Sebab peraturan lebih berisi
larangan dan biasanya dibuat secara sepihak yaitu oleh guru/wali kelas.
Sebagai
aksi nyata penerapan Keyakinan Kelas, maka saya sebagai wali kelas mengajak
murid-murid kelas VIIIE SMPN 1 Cisalak untuk membuat kesepakatan kelas
bersama-sama. Saya mengajak semua murid untuk curah pendapat agar merasa nyaman
di kelas. Media yang disiapkan: karton besar, spidol, sticky note. Adapun prosesnya sebagai berikut:
2. Murid menuliskan pendapatnya mengenai kesepakatan kelas yang ingin digunakan, agar murid merasa bebas berpendapat maka tidak diberi nama.
3. Semua murid menempel hasilnya pada karton yang sudah disediakan
4. Satu murid membacakan hasil teman-temannya.
5. Guru
menulis ulang pendapat murid, mengambil kesimpulan dari setiap pendapat.
6. Guru
mengajak murid menentukan nilai-nilai kebajikan dari pendapat tersebut.
7. Keyakinan Kelas terbentuk dan disosialisasikan juga secara daring di grup kelas Whatsapp.
Keyakinan Kelas yang telah
terbentuk ini rencananya akan dibuat seperti poster dengan tulisan yang terbaca
dan ditandatangani oleh semua warga kelas VIIIE. Poster ini akan dipajang di
awal semester depan.
Murid-murid
kelas VIIIE tampak antusias mengikuti proses membentuk Keyakinan Kelas ini.
Mereka dengan bersemangat mencurahkan pendapatnya agar merasa nyaman belajar di
kelas. Sebagai bahan refleksi terkait budaya positif ini, saya harus menjadi
suri tauladan yang pertama bagi murid dan rekan sejawat di sekolah. Selain itu
saya mengajak kolaborasi rekan sejawat untuk menciptakan lingkungan belajar
yang positif melalui obrolan santai dan di komunitas praktisi. Hal ini memang
tidak akan mudah dan memerlukan waktu yang relatif panjang dalam prosesnya,
tetapi jika kita dapat berkolaborasi dengan semua pihak, maka akan mampu
mewujudkan lingkungan belajar yang positif.
Tulisan yang inspiratif...sukses Bu !
ReplyDeleteMenerapkan keyakinan kelas menjadi budaya positif pun demikian dengan menulis.
ReplyDeleteKeren tulisannya 👍
Keren bu Sai, lanjutkan!
ReplyDeleteMantap bu sai, sukses selalu...
ReplyDelete