KONEKSI ANTARMATERI 3.1
KONEKSI
ANTARMATERI
Sari Puji Susanty, S.Pd.,Gr – SMPN 1
Cisalak
CGP Angkatan III, Kab. Subang
Pernyataan Pemantik
“Mengajarkan anak menghitung itu baik,
namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik.”
(Teaching
kids to count is fine but teaching them what counts is the best)
Bob
Talbert
·
Kaitan kutipan di atas dengan proses
pembelajaran yang sedang saya pelajari adalah bahwa saya tak semata belajar
mengenai teori saja, tetapi ada hal-hal penting yang harus diterapkan dengan
baik. Bahwa belajar itu butuh kepemimpinan dalam mengambil keputusan yang
tepat. Pada kutipan tersebut telah jelas agar kita menanamkan hal-hal utama
yang berhubungan dengan nilai dan karakter.
·
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut
dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita
yaitu dengan melakukan tindakan nyata. Tanpa tindakan nyata maka semua itu
hanyalah teori dengan aturan-aturan belaka. Tidak lupa untuk selalu
mengevaluasi keefektivitasan keputusan yang sudah kita ambil, bagaimana dampak
yang terasa pada lingkungan kita.
·
Saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat
berkontribusi pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan keputusan yaitu
dengan cara mengajak murid menentukan aturan atau kesepakatan kelas,
bernegosiasi dengan murid dalam pemberian tugas, sehingga murid merasa
dilibatkan dalam proses pembelajaran. Hal ini diharapkan murid merasa nyaman
dan secara kesadaran penuh belajar dengan baik.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran
Pendidikan
adalah sebuah seni untuk mencipta manusia menjadi beretika
(Georg Wilhelm
Friedrich Hegel)
Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap
Triloka yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada (yang di depan memberi teladan), (2)
Ing madya mangun karsa (yang di tengah membangun kemauan), (3) Tut wuri
handayani (dari belakang mendukung) memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil karena guru
sebagai pendidik harus memberi teladan, memotivasi dan mendukung murid dalam
tiap pengambilan keputusan. Kita sebagai pendidik harus dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan pada dalam diri anak-anak agar dapat memperbaiki tingkah
lakunya. Walaupun hanya menuntun akan tetapi faedahnya bagi hidup dan tumbuhnya
anak-anak sangatlah besar.
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita dapat
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan
karena seorang pendidik pasti memiliki nilai yang dijunjung tinggi dan sebagai
teladan bagi muridnya untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Keterampilan coaching akan membantu dalam pengambilan
keputusan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan
melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Hal ini
dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan
implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang dapat
mengakomodasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan.
Kesulitan-kesulitan di lingkungan saya yang sulit
dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema
etika biasanya berbenturan dengan norma sosial, seperti adanya senioritas, rasa
tidak nyaman, dan rasa segan. Biasanya akan kembali ke masalah paradigma,
seperti rasa keadilan lawan rasa kasihan, individu lawan masyarakat, kebenaran
lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang. Keempat paradigma ini
muncul dalam berhubungan sosial dengan sesama rekan guru.
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini
dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita bahwa sekolah adalah
institusi moral yang dirancang untuk mengajarkan norma-norma sosial dan
nilai-nilai kebajikan universal. Keputusan yang kita ambil akan merefleksikan
kita sebagai pendidik dan teladan bagi murid kita dan akan menjadi rujukan bagi
mereka. Selain itu, pengambilan keputusan yang memerdekakan murid adalah
timbulnya pertanyaan pada 9 langkah, yaitu menentukan siapa yang terlibat dan
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan. Kedua hal tersebut sudah memikirkan
keberpihakan kepada murid.
Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan
dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya karena dasar dari
pengambilan keputusan tersebut haruslah berdasarkan nilai-nilai kebajikan
universal yang berpihak kepada murid sehingga menimbulkan rasa tanggungjawab
dan kesadaran penuh dari murid-murid tersebut yang akan berdampak pada masa
depannya.
Kesimpulan akhir dan keterkaitan antar modul:
Diperlukan kejelasan visi dan misi, budaya, dan nilai-nilai yang dianggap
penting di sekolah, agar bisa menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.
Diperlukan keterampilan coaching, kompetensi kesadaran penuh (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan
berhubungan sosial (relationship skills)
untuk mengambil keputusan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Tulisan yang menarik dan menginspirasi. Terima kasih Bu...sukses selalu...
ReplyDeleteThree tumbs up for you, dear.. 👍👍👍
ReplyDeleteKeren, luar biasa👍
ReplyDeleteTeruslah Bergerak, Ms
ReplyDeleteSemangaat. .
Terima kasih sudah mampir dan komen, jazakumullah khairan katsira...
ReplyDeleteKeren.. tulisannya sangat menginspirasi.
ReplyDelete